Site icon PT. At Tayibah – Al Multazam Group

Pentingnya Manasik dalam Menyempurnakan Ibadah Umrah dan Haji

Ibadah Umrah dan Haji bukanlah sekadar rutinitas perjalanan fisik ke Baitullah, melainkan juga merupakan perjalanan spiritual yang bersifat mendalam. Kelancaran dan kesempurnaan dalam melaksanakan ibadah Umrah dan Haji dapat dicapai melalui pemahaman dan pelaksanaan Manasik Umrah dan Haji yang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, terdapat landasan yang kuat terkait pentingnya pelaksanaan manasik ini sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadist.

1. Persiapan Fisik dan Spiritual

Al-Qur’an mengajarkan dalam Surah Al-Baqarah (2:197):

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.”

Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk dalam sebuah hadist, “Berilah kemudahan dan jangan memberatkan. Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari. Bersatu dan jangan berselisih.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

2. Kesadaran Akan Makna Simbolis

Tata cara ibadah Umrah dan Haji memiliki makna simbolis yang dalam. Dalam Surah Al-Baqarah (2:158), Allah berfirman:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah.”

Hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha juga menegaskan makna tawaf: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Pentingnya Kesabaran dan Ketaatan

Al-Qur’an menegaskan pentingnya kesabaran dalam Surah Al-Baqarah (2:197):

“Dan janganlah kamu bersikap serakah di dalam pelaksanaan rukun-rukun haji.”

Rasulullah SAW juga memberikan pengajaran melalui sabdanya, “Siapa yang berhaji dan tidak berkata dusta dan tidak berbuat dosa, niscaya kembali seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

4. Memahami Nilai Kemanusiaan dan Persaudaraan Islam

Dalam Surah Al-Hujurat (49:10), Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”

Rasulullah SAW juga menekankan persaudaraan dalam Haji: “Tidak ada perbedaan antara seorang Arab dengan non-Arab, kecuali dalam hal ketakwaan.” (Hadis Riwayat Ahmad)

5. Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Jamaah

Allah menegaskan pentingnya menjaga diri dalam Surah Al-Baqarah (2:195):

“Dan janganlah kamu serahkan dirimu kepada kebinasaan.”

Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk praktis, “Barangsiapa yang menjaga dua dari sebab, yaitu lidah dan kemaluannya, Aku menjamin masuk surga.” (Hadis Riwayat Bukhari)

Melalui dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa pelaksanaan Manasik Umrah dan Haji bukanlah sekadar aturan formal, tetapi memiliki landasan kuat dalam ajaran Islam. Dengan memahami, mengamalkan dan meresapi nilai-nilai yang terkandung dalam manasik, umat Islam dapat memastikan bahwa setiap langkah mereka selama perjalanan ibadah ini adalah langkah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam bishowab.

 
Exit mobile version