Thawaf dan Sai – Panduan Umroh (Bagian 3)

THAWAF

Sebelum menjelaskan tata cara thawaf, akan lebih sempurna jika kita mengenal peta medan thawaf, yaitu Ka’bah dan sekitarnya.

Sekilas Tentang Ka’bah:

  1. Bangunan kubus segi empat itu panjangnya kurang lebih 13 m.
  2. Di sebelah utaranya terdapat tembok melengkung setengah lingkaran, yang disebut Hijr atau Hathim. Banyak orang yang menyebutnya Hijr Ismail, namun tambahan nama ‘ismail’ ini mungkin kurang tepat.
  3. Tembok ini (Hijr) merupakan bagian dari ka’bah. Karena orang Quraisy yang membangun ulang ka’bah yang roboh karena kebanjiran, tidak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan sampai atas, sehingga hanya ditandai dengan tembok itu. Kisah tentang pembangunan ini banyak disebutkan dalam buku-buku Siroh Nabawi.
  4. Mengingat hijr merupakan bagian dari Ka’bah maka Anda tidak boleh thawaf dengan potong kompas, menyebarangi Hijr. Karena berarti thawaf anda tidak mengelilingi Ka’bah.
  5. Jika Anda ingin shalat di dalam ka’bah, Anda bisa shalat di hijr, dengan menghadap ke arah manapun. Karena hakekat shalat di Hijr adalah shalat di dalam Ka’bah.
  6. Di ka’bah ada empat pojok. Dalam bahasa Arab, pojok disebut rukun. Empat pojok (rukun) itu adalah: rukun (pojok) hajar aswad, rukun ‘iraqi, rukun syami, dan rukun yamani. Penamanaanya sesuai dengan nama daerah yang lurus dengan masing-masing pojok itu.
  7. Secara berurutan sesuai dengan putaran tawaf, keempat pojok itu sbb: rukun hajar aswad – rukun iraqi – rukun syami – rukun yamani.
  8. Dari keempat pojok itu, hanya ada 2 yang disyariatkan untuk diusap: rukun hajar aswad dan rukun yamani. Selain itu, tidak ada anjuran untuk mengusap atau menyentuhnya.
  9. Dalam praktiknya, kita hanya memungkinkan mengusap rukun yamani, karena di rukun hajar aswad, banyak orang mengantri panjang, dan medannya berbahaya. Karena itu, sangat dianjurkan untuk hanya melambaikan saja, sebagai ganti menyentuh atau menciumnya.
  10. Untuk rukun yamani, jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, tidak perlu diganti dengan melambaikan tangan. Karena yang ada ganti semacam ini hanya rukun hajar aswad.
  11. Tidak boleh, bahkan bisa menjadi kesyirikan, mengusap-usap dinding ka’bah, atau menggunting kiswah, atau mencungkil dinding ka’bah. Ka’bah hanya dinding biasa, bukan sumber berkah.
  12. Tidak ada doa khusus ketika melihat ka’bah. Meskipun boleh Anda terenyuh ketika melihat ka’bah, sampai menangis kemudian berdoa kepada Allah.
  13. Kira-kira berjarak 14 m di arah pintu ka’bah, ada benda kuning, seperti sangkar burung, itulah maqam Ibrahim. Maqam dalam arti tempat berdiri dan bukan kuburan. Ibrahim berdiri di tempat ini ketika membangun ka’bah bersama Ismail alaihimas salam.

Tata Cara Thawaf

  1. Setelah Anda tiba di Mekah, Anda bisa beristirahat di hotel sejenak. Anda boleh memilih waktu yang tepat untuk melakukan umrah. Umumnya yang paling nyaman adalah malam hari jam 2 atau jam 3.
  2. Memperbanyak talbiyah selama menuju Masjidil Haram.
  3. Pastikan bahwa Anda berada dalam kondisi suci dari semua hadas.
  4. Setelah sampai Masjidil Haram, hentikan talbiyah dan segera menuju ka’bah. Dan Anda mulai melakukan Idh-thiba’, yaitu mengubah posisi kain ihram dengan membuka pundak bagian kanan. Sementara bagian kiri tetap tertutup kain ihram.
  5. Selanjutnya langsung menuju pojok hajar aswad, ditandai dengan lampu hijau di pojok dinding masjid. Hindari desakan, hindari antrian mencium atau menyentuh hajar aswad.
  6. Menghadap ke hajar aswad, mengisyaratkan tangan (dengan melambaikan tangan) ke arah hajar aswad, dan mengucapkan: BISMILLAAHI ALLAHU AKBAR, tanpa mencium tangan. (hati-hati, jangan latah dengan perbuatan orang lain).
  7. Anda mulai mengitari Ka’bah (thawaf). Untuk tiga putaran pertama dilakukan sambil lari kecil. Untuk putaran ke-4 sampai terakhir, dilakukan dengan jalan biasa.
  8. Anda boleh membaca apapun selama thawaf. Boleh membaca Alquran, dzikir, shalawat, dst.
  9. Jangan melintas di Hijr (bangunan melengkung di sebelah ka’bah), karena ini termasuk bagian dari ka’bah. Tapi Anda boleh shalat di dalam hijr.
  10. Setelah melewati hijr, mendekatlah ke ka’bah, agar bisa menyentuh rukun yamani.
  11. Sentuhlah rukun yamani, jika memungkinkan, dan tidak ada anjuran untuk mencium tangan. Berbeda dengan hajar aswad.
  12. Setelah melewati rukun yamani dan menuju rukun hajar aswad, bacalah:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

RABBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANAH WA FIL AKHIRATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR

Ulang-ulang doa ini sampai Anda tiba di rukun hajar aswad. Karena langkah Anda yang pelan, Anda bisa jadi membacanya sampai 5 atau 6 kali.

  1. Ketika sudah mendekati hajar aswad, sebaiknya Anda menjauh dari ka’bah, agar tidak terjebak dalam desak-desakan.
  2. Setelah sampai di rukun hajar aswad (perhatikan pojok tembok masjid yang searah dengan hajar aswad. Di sana ada lampu hijau), berarti Anda telah mendapat satu kali putaran. Lambaikan tangan ke arah hajar aswad, dan lakukan seperti kegiatan sebelumnya.
  3. Jika Anda mengalami hadas, berhentilah dan segera kepinggir untuk mencari air zam-zam. Di ujung-ujung lokasi thowaf telah disediakan galon-galon zam-zam, bisa Anda gunakan untuk berwudhu. Kemudian Anda kembali ke tempat semula dan melanjutkan thowaf, dan tidak perlu memulai dari awal.
  4. Setelah selesai thawaf 7 kali putaran, kembalikan kain ihram Anda seperti semula (menutup kedua pundak).
  5. Selanjutnya, segera ambil posisi di sebelah belakang maqam ibrahim. Ketika berjalan menuju maqam ibrahim, Anda dianjurkan untuk membaca:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

WAT-TAKHIDZUU MIN MAQAAMI IBRAAHIIMA MUSHOLLAA

  1. Setelah mendapat posisi yang tepat (jauh dari keramaian, wanita pilih tempat agak belakang), lakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertma membaca surat Al-Kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas. Masing-masing sekali.
  2. Seusai shalat, Anda bisa berdoa sesuai keinginan Anda. Semoga Allah mengabulkan doa Anda.
  3. Tak jauh di belakang Anda, ada semacam tempat wudhu. Itulah kran zam-zam. Seusai shalat dua rakaat, Anda dianjurkan minum air zam-zam.
  4. Ambil segelas air, berniatlah ketika minum zam-zam, misalnya berniat agar diberi kemudahan dalam belajar Islam. Dan gunakan sedikit air untuk diusapkan di kepala. (HR. Ahmad)
  5. Dianjurkan untuk kembali ke hajar aswad untuk menyentuhnya, JIKA MEMUNGKINKAN. (HR. Muslim). Jika tidak memungkinkan, segera naik menuju bukit shofa untuk melakukan sa’i.
  6. Posisi kain ihram selalu dijaga untuk tetap menutupi kedua pundak.

SAI

Sekilas Tentang Tempat Sai

  1. Sai: lari kecil bolak-balik antara dua bukit: shofa dan marwah, sebanyak 7 kali.
  2. Jarak antara dua bukit ini sekitar 500 m.
  3. Di perut lembah antara shafa dan marwah, ada daerah yang dibatasi dua tanda lampu hijau (lampu itu menempel di tembok samping). Jarak kedua lampu itu sekitar 100 m.
  4. Tidak ada benda apapun yang dianjurkan untuk diusap, baik di kedua bukit shafa dan marwah maupun di lembahnya.
  5. Pemerintah  menyiapkan jalur khusus untuk pengguna kursi roda.
  6. Di perut lembah terdapat sederatan kran seperti air wudhu, itulah kran zam-zam. Anda boleh minum selama sa’i dan air itu boleh digunakan berwudhu.

Sa’i

  • Selesai thawaf, Anda segera menuju bukit shofa. Ketika mulai naik, baca kalimat berikut:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ – أبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ

Sesungguhnya shafa dan marwah  adalah syiar Allah (QS. Al-Baqarah: 158) – Saya mulai dengan bukit yang Allah sebut pertama dalam ayat.

  • Setelah sampai di puncak bukit shafa, menghadaplah ke ka’bah dan lakukan hal berikut:
  • Baca dzikir:

الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

  • Angkat tangan dan berdoalah sesuai keinginan Anda. (HR. Abu Daud)
  • Ulangi dzikir dan doa di atas sebanyak 3 kali.  (HR. Muslim)
  • Setelah berdoa, Anda mulai turun, dengan berjalan tenang.
  • Setalah di perut lembah dan melewati lampu hijau pertama, bagi laki-laki dianjurkan untuk berlari kencang, selama tidak mengganggu, hingga Anda tiba di lampu hijau kedua, berjalan kembali dengan tenang, hingga Anda sampai di bukit marwah.
  • Setelah tiba di puncak marwah, menghadapkan ke ka’bah (meskipun Anda tidak bisa melihatnya, karena tertutup tembok). Lakukan sebagaimana yang Anda lakukan ketika di bukit shafa, yaitu membaca dzikir dan doa. Dengan demikian, Anda telah mendapatkan satu kali putaran.
  • Seusai melakukan amalan sunah di marwah, Anda turun dengan cara yang sama seperti ketika Anda turun dari shafa.
  • Tidak ada doa khusus ketika sa’i. Hanya saja, sahabat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar radhiallallahu ‘anhum, membaca doa berikut:

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ إِنَّك أَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُّ

Ya Allah, ampunilah rahmatlah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia

  • Anda boleh mengulang-ulang doa di atas, tanpa batas hitungan. Doa ini Anda baca selama perjalanan di lembah antara shafa dan marwah.
  • Dianjurkan untuk melakukan sai dalam kondisi suci dari hadas. Karena itu, jika Anda mengalami hadas, bisa langsung menuju kran zam-zam dan berwudhu di sana. Kemudian melanjutkan perjalanan. Meskipun boleh melakukan sai dalam keadaan hadas. Karena itu, wanita haid boleh sai.
  • Bagi yang merasa kecapekan, boleh istirahat sejenak untuk minum atau makan, kemudian melanjutkan perjalanan.
  • Setelah mendapatkan 7 kali perjalanan dan berakhir di bukit marwah, di sebelah kanan Anda ada pintu keluar. Anda boleh keluar melalui pintu itu, dan ambil jalur ke kanan. Ambil posisi yang tepat untuk melakukan tahallul.
  • Setelah tahallul, berarti Anda sudah dianggap selesai umrah. Semua larangan yang berlaku untuk orang ihram, sudah kembali halal bagi Anda.
Demikian panduan umrah yang bisa saya haturkan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi bekal menuju umrah maqbulah (umrah yang diterima).
Allahu a’lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Sumber: https://konsultasisyariah.com/11010-panduan-umrah-bagian-2.html

 


Comments

2 responses to “Thawaf dan Sai – Panduan Umroh (Bagian 3)”

  1. Like!! I blog frequently and I really thank you for your content. The article has truly peaked my interest.

  2. This article says so much more info than other people, and it’s immensly helpful to me. Will be returning to see more writing from you! mind if I share this?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *